Bungkus-bungkus ceriping singkong tampak berjejer di setiap warung Desa Kemloko. Ceriping singkong dengan label “Karya Mandiri” berwarna biru menjadi salah satu merek dagang yang paling lumrah ditemukan. Makanan ringan renyah ini merupakan hasil produksi rumahan oleh seorang warga bernama Bu Rotin. Bersama suami dan anaknya, Bu Rotin memproduksi ceriping di rumahnya yang terletak di Dusun Dukuh, Desa Kemloko.
Produksi ceriping Bu Rotin telah berjalan sejak tahun 2015, dengan beberapa kali vakum. Selama perjalanannya, Bu Rotin sempat mendistribusikan produk ceripingnya lewat pengepul hingga keluar desa. Namun, banyaknya permintaan membuat Bu Rotin dan suaminya kewalahan. Pasalnya, bahan baku utama produk “Karya Mandiri” merupakan hasil tani yang sangat bergantung pada musim panen. “Ternyata kan banyak [yang pesen], ternyata bahannya susah. Cuma kalau saya naikin [harga] juga kasihan,” ucap Bu Rotin.
Kendala bahan baku menjadi alasan Bu Rotin untuk menjadikan warung-warung di sekitar sebagai tempat utama untuk menjajakan dagangannya. Ia tak berani lagi mengambil pesanan pengepul, rutin mengunggah produknya di sosial media, ataupun sekadar menitipkannya di pasar. Walaupun demikian, Bu Rotin mengaku telah memiliki banyak pelanggan setia. “Biasa langsung ke sini, ada yang langsung WA, Kalau udah tau to langsung ke sini,” ucap Bu Rotin.
Walaupun terkendala oleh bahan baku, Bu Rotin selalu mengusahakan penggunaan bahan-bahan berkualitas yang dipilih dengan penuh pertimbangan. Namun, keterbatasan tersebut membuat Bu Rotin membatasi jenis ceriping yang ia hasilkan. Tak hanya singkong, sebelumnya Bu Rotin pernah membuat olahan ceriping dari pisang. “Saat ini ada dua produk, talas dan singkong,” ucap Bu Rotin.
Berdasarkan penuturan Bu Rotin, para pelanggan yang langsung menghubunginya biasa memesan ceriping dalam ukuran kiloan. Sementara untuk produk ceriping yang ia titipkan di warung, ditakar dalam bungkus plastik. “Untuk per kilo 26 ribu, untuk per kemasan 8 ribu,” ucap Bu Rotin.
Menurut penuturan Bu Rotin, ceripingnya kerap kali ludes terjual. Tak jarang warung-warung meminta pasokan ceriping kepada Bu Rotin, terutama ceriping talas yang merupakan produk kegemaran pelanggan. Pada warung-warung tertentu, ceriping Bu Rotin tidak langsung dipajang agar ceriping lain dapat kesempatan terjual. “Kalau saya mikirnya rezeki itu udah ada yang ngatur, kadang sih sempat mikir, itu kok ada saingannya, ah gapapa tetap bismillah,” pungkas Bu Rotin.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook